Please Give Me BackLink If You Want To Copy http://www.prince91.com/2011/08/tutorial-untuk-blog-letak-facebook.html#ixzz1XvVHKC1X Under Creative Commons License: Attribution

Selasa, 22 Disember 2020

PASIR DAN BATU

Kisah ini menceritakan tentang dua sahabat yang berjalan melintasi gurun pasir

Ketika dalam perjalanan itu mereka mula bertengkar dan yang satu menampar pipi sahabatnya

Yang ditampar pipinya hatinya terluka, tapi tanpa berkata sepatah kata pun dia kemudian menulis di pasir :
"HARI INI SAHABAT BAIKKU MENAMPAR WAJAHKU"

Mereka meneruskan perjalanan sampai berjumpa sebuah oasis, dimana mereka memutuskan untuk berehat dan mandi.

Tetapi orang yang wajahnya ditampar, terjatuh di pasir jerlus dan mula tenggelam; tetapi sahabatnya Berjaya menyelamatkannya.

Setelah pulih keadaannya, dia mengukir kalimat di sebuah batu :
"HARI INI SAHABAT BAIKKU TELAH MENYELAMATKAN HIDUPKU"

Orang yang telah menampar sahabatnya dan kemudian menolongnya,
lalu bertanya :
"Setelah aku menampar kamu menulis di pasir, dan sekarang kamu menulis di batu, kenapa begitu?"

Sahabat yang ditanya menjawab :
“Ketika seseorang menyakiti, kita harus menuliskannya di pasir; supaya angin dapat memaafkan kita dengan meniupnya lenyap tanpa meniggalkan kesan”

"Tapi saat orang melakukan kebaikan untuk kita, kita harus mengukirnya di batu;
supaya tidak ada satu angin pun yang sanggup menghapuskan ingatan indah itu"

BELAJARLAH UNTUK MENULISKAN KEPEDIHANMU DI PASIR DAN MENGUKIR PENGALAMAN BAIKMU DI BATU KERAS

Orang bijak berkata memerlukan waktu satu minit untuk dapat menemukan
seseorang yang istimewa, satu jam untuk kita menghargainya, satu hari untuk kita menyukai dan mengasihi.

Tetapi memerlukan waktu seumur hidup untuk  melupakannya.

Kirimkan pesan ini untuk orang yang tidak dapat engkau lupakan dan juga ke orang yang telah mengirimnya padamu. Ini adalah pesanan singkat untuk mengatakan bahwa kamu tidak akan pernah melupakan mereka.

Ciptakan waktu untuk kehidupan !

Khamis, 3 Disember 2020

MENGHUKUM BAYANG-BAYANG

Seorang lelaki telah bermimpi menggauli seorang perempuan di dalam tidurnya sehingga junub. Dia merasa puas dan bangga walaupun hanya bermimpi. Kebetulan pula perempuan yang dimimpikan itu sudah punya anak lelaki yang sudah dewasa. Maka pergilah dia kepada anak lelaki itu dan memberitahukan mimpinya.


"Aku bermimpi telah berjunub bersama ibumu." kata lelaki yang bermimpi.

Anak lelaki itu marah-marah kerana merasa lelaki yang bermimpi itu telah mencabuli ibunya.

"Kalau begitu engkau telah berbuat jahat, engkau mesti dihukum." kata anak lelaki itu membela ibunya.

"Aku kan hanya bermimpi....."

Kedua-dua lelaki itu bertengkar yang berkepanjangan. Yang bermimpi mengatakan tidak bersalah, sedang anak kepada perempuan yang dimimpikan menganggapnya salah. Akhirnya merek membawa masaalahnya kepada Ali bin Abi Talib untuk mencari keadilan.

"Lelaki ini mengaku telah bermimpi menggauli ibuku."

"Betulkah itu?" tanya Ali.

"Betul." jawab lelaki yang bermimpi.

"Dia mesti dihukum kerana telah berbuat jahat."

"Aku hanya bermimpi..."

"Baiklah, engkau bawa lelaki yang bermimpi ini dan berdirikan di bawah sinar matahari. Kemudian kau pukullah bayang-bayangnya." kata Ali bin Abi Talib.

Jumaat, 18 September 2020

TAK JADI MENCURI TERONG, LALU ALLAH KARUNIAKAN UNTUKNYA SEORANG ISTERI

Di Damaskus, ada sebuah masjid besar, namanya masjid jame' At-Taubah. Masjid itu adalah sebuah mesjid yang penuh keberkahan. Di dalamnya ada ketenangan dan keindahan. Sejak tujuh puluh tahun, di masjid itu ada seorang syaikh pendidik (murabbi) yang alim dan mengamalkan ilmunya, namanya Syaikh Salim Al-Masuthi. Dia sangat fakir sehingga menjadi contoh dalam kefakirannya, dalam menahan diri dari meminta, dalam kemuliaan jiwanya dan dalam berkhidmat untuk kepentingan orang lain.

Saat itu ada pemuda yang tinggal di sebuah kamar dalam masjid. Sudah dua hari berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya. Dia tidak punya makanan ataupun uang untuk membeli makanan. Saat datang hari ketiga dia merasa bahwa dia akan mati, lalu dia berfikir tentang apa yang akan dilakukan. Menurutnya, saat ini dia telah sampai pada kondisi terpaksa yang membolehkannya memakan bangkai atau mencuri sekadar untuk bisa menegakkan tulang punggungnya. Itulah pendapatnya dalam kondisi semacam ini.

Masjid tempat dia tinggal itu, atapnya bersambung dengan atap beberapa rumah yang ada di sampingnya. Hal ini memungkinkan orang pindah dari rumah pertama sampai rumah terakhir dengan berjalan di atas atap rumah-rumah tersebut. Maka, dia pun naik ke atas atap masjid dan dari situ dia pindah ke rumah sebelah. Di situ dia melihat para wanita, maka dia memalingkan pandangannya dan menjauh dari rumah itu. Lalu dia lihat rumah yang di sebelahnya lagi. Keadaannya sedang sepi dan dia mencium ada bau masakan berasal dari rumah itu. Rasa laparnya bangkit, seolah-olah bau masakan tersebut magnet yang menariknya.

Rumah-rumah di masa itu banyak dibangun dengan satu lantai, maka dia melompat dari atap ke dalam serambi. Dalam sekejap dia sudah ada di dalam rumah dan dengan cepat dia masuk ke dapur lalu mengangkat tutup panci yang ada di situ. Di lihatnya sebuah terong besar dan telah dimasak. Lalu dia ambil satu, karena rasa laparnya dia tidak lagi merasakan panasnya, digigitlah terong yang ada di tangannya dan saat dia mengunyah dan hendak menelannya, dia ingat dan timbul lagi kesadaran beragamanya. Langsung dia berkata, 'Audzu billah! Aku adalah penuntut ilmu dan tinggal di masjid, pantaskah aku masuk ke rumah orang dan mencuri barang yang ada di dalamnya?' Dia merasa bahawa ini adalah kesalahan besar, lalu dia menyesal dan beristighfar kepada Allah, kemudian mengembalikan lagi terong yang ada di tanganny:a. Akhirnya dia pulang kembali ke tempatnya semula. Lalu dia masuk ke dalam masjid dan duduk mendengarkan syaikh yang saat itu sedang mengajar. Kerana terlalu lapar dia hampir tidak boleh memahami apa yang dia dengar.

Ketika majlis itu selesai dan orang-orang sudah pulang, datanglah seorang perempuan yang menutup tubuhnya dengan hijab -saat itu memang tak ada perempuan kecuali dia memakai hijab-, kemudian perempuan itu berbicara dengan syaikh. Sang pemuda tidak boleh mendengar apa yang sedang dibicarakannya. Akan tetapi, secara tiba-tiba syaikh itu melihat ke sekelilingnya. Tak nampak olehnya kecuali pemuda itu, dipanggillah ia dan syaikh itu bertanya, Apakah kamu sudah menikah?', dijawab, 'Belum,'. Syaikh itu bertanya lagi, 'Apakah kau ingin menikah?'. Pemuda itu diam. Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya, Akhirnya pemuda itu mula  berbicara, 'Ya Syaikh, demi Allah! Aku tidak punya uang untuk membeli roti, bagaimana aku akan menikah?'. Syaikh itu menjawab, Wanita ini datang membawa kabar, bahawa suaminya telah meninggal dan dia adalah orang asing di kota ini. Di sini, bahkan di dunia ini dia tidak mempunyai siapa-siapa kecuali seorang pakcik yang sudah tua dan miskin', kata syaikh itu sambil menunjuk seorang laki-laki yang duduk di serambi.

Syaikh itu melanjutkan pembicaraannya, 'Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil penghidupannya. Sekarang, dia ingin seorang laki-laki yang mau menikahinya, agar dia tidak sendirian dan mungkin diganggu orang. Maukah kau menikah dengannya?'. Pemuda itu menjawab, 'Ya'. Kemudian syaikh bertanya kepada wanita itu, 'Apakah engkau mau menerimanya sebagai suamimu?', ia menjawab, 'Ya'. Maka syaikh itu memanggil pakciknya dan mendatangkan dua saksi kemudian melangsungkan akad nikah dan membayarkan mahar untuk muridnya itu. Kemudian syaikh itu berkata, 'Peganglah tangan isterimu!' Dipeganglah tangan isterinya dan sang isteri membawanya ke rumahnya. Setelah keduanya masuk ke dalam rumah, sang isteri membuka kain yang menutupi wajahnya. Tampaklah oleh pemuda itu, bahwa dia adalah seorang wanita yang masih muda dan cantik. Rupanya pemuda itu sadar bahawa ternyata rumah itu adalah rumah yang tadi telah ia masuki.

Sang isteri bertanya, 'Kau ingin makan?', 'Ya jawabnya. Lalu dia membuka tutup periuk di dapurnya. Saat melihat buah terong di dalamnya dia berkata: 'Hairan, siapa yang masuk ke rumah dan menggigit terong ini?!'. Maka pemuda itu menangis dan menceritakan kisahnya. Isterinya memberitahu, 'Ini adalah buah dari sifat amanah, kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan terong yang haram itu, lalu Allah berikan kepadamu rumah ini semuanya berikut pemiliknya dalam keadaan halal. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas kerana Allah, maka akan Allah ganti dengan yang lebih baik dari itu'.

( Diceritakan oleh Syaikh Ali At-Tanthawi)

Jumaat, 7 Ogos 2020

GUNUNG MENANGIS TAKUT TERGOLONG BATU API NERAKA



Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib telah pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad s.a.w.. Pada waktu itu Uqa'il telah melihat berita ajaib yang menjadikan tetapi hatinya tetap bertambah kuat di dalam Islam dengan sebab tiga perkara tersebut. Peristiwa pertama adalah, bahawa Nabi Muhammad s.a.w. akan mendatangi hajat yakni mebuang air besar dan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon. Maka Baginda s.a.w. berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katalah kepadanya, bahawa sesungguhnya Rasulullah berkata; "Agar kamu semua datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya, kerana sesungguhnya Baginda akan mengambil air wuduk dan buang air besar." 

Uqa'il
pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu dan sebelum dia menyelesaikan tugas itu ternyata pohon-pohon sudah tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar Baginda s.a.w.selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat pohon-pohon itu. 


Peristiwa kedua adalah, bahawa Uqa'il berasa haus dan setelah mencari air ke mana pun jua namun tidak ditemui. Maka Baginda s.a.w. berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, "Jika padamu ada air, berilah aku minum!" 

Uqa'il
lalu pergilah mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah disabdakan Baginda s.a.w. itu. Maka sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah, bahawa aku sejak Allah s.w.t.  menurunkan ayat yang bermaksud : ("Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (seksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu)." "Aku menangis dari sebab takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku."

Peristiwa yang ketiga ialah, bahawa ketika Uqa'il sedang berjalan dengan 
Nabi Muhammad s.a.w., tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan Rasulullah s.a.w., maka unta itu lalu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu." Unta masih belum selesai mengadukan halnya, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab kampung dengan membawa pedang terhunus, Nabi Muhammad s.a.w. berkata, "Hendak apakah kamu terhadap unta itu ?"

Jawab orang kampungan itu, "Wahai
 Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi dia tidak mahu taat atau tidak mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya, "Mengapa engkau menderhakai dia?" Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan, akan tetapi aku menderhakainya dari sebab perbuatannya yang buruk. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam golongannya, sama tidur meninggalkan solat Isya'. Kalau sekiranya dia mahu berjanji kepada engkau akan mengerjakan solat Isay' itu, maka aku berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah s.w.t.  menurunkan seksa-Nya kepada mereka sedang aku berada di antara mereka."

Akhirnya 
Nabi Muhammad s.a.w. mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahawa dia tidak akan meninggalkan solat Isya'. Dan Baginda Nabi Muhammad s.a.w. menyerahan unta itu kepadanya. Dan dia pun kembali kepada keluarganya.

Sabtu, 6 Jun 2020

GADIS BERNAMA MEI-LIN

Seorang gadis Cina bernama Mei-Lin menikah dan tinggal bersama suami dan ibu mertua. Semenjak itu, Mei-Lin  menyedari bahwa dia tidak dapat menyesuaikan diri dengan ibu mertuanya dalam semua perkara. Sikap dan prinsip mereka berbeza dan Mei-Lin sangat marah dan tidak begitu menyenangi ibu mertuanya. Mei-Lin juga sering dikritik ibu mertuanya. Hari demi hari, minggu demi minggu, Mei-Lin dan ibu mertua tidak pernah berhenti berleter dan bertengkar. Keadaan menjadi bertambah buruk, kerana berdasarkan tradisi Cina, Mei-Lin harus taat kepada setiap permintaan ibu mertua.

Semua ketegangan dan pertengkaran di dalam rumah menyebabkan si suami yang miskin itu berada di dalam tekanan. Akhirnya, Mei-Lin  tidak tahan lagi dengan sikap panas baran dan dominasi ibu mertuanya, dan dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Mei-Lin pergi menemui teman baik ayahnya, Mr. Fei, yang menjual herba ubatan Cina. Mei-Lin  menceritakan segala masalah yang dialaminya dan meminta Mr.Huang memberinya sejumlah racun supaya masalahnya dapat diselesaikan.

Mr. Fei berfikir sejenak dan tersenyum dan akhirnya berkata, "Mei-Lin , saya akan menolong kamu, tapi kamu harus dengar dengan teliti dan melakukan apa yang saya suruh"

Mei-Lin menjawab, "Baik, saya akan melakukan apa saja yang pakcik minta."

Mr. Fei mencari-cari sesuatu di dalam sebuah bilik dan kembali beberapa minit kemudian dengan membawa sejumlah herba.

Dia memberitahu Mei-Lin , "Kamu tidak boleh menggunakan racun yang bertindak-balas cepat untuk membunuh ibu mertuamu, kerana nanti akan menyebabkan orang berasa curiga. Oleh sebab itu saya memberi kamu sejumlah herba yang secara perlahan akan meracuni tubuh ibu mertuamu. Setiap hari masakkan daging atau ayam dan kemudian campurkan sedikit herba ini. Untuk memastikan bahawa tidak ada orang yang mencurigaimu, kamu harus berhati-hati dan berbuat baik dengan ibu mertuamu. Jadikan dia sebagai sahabat. Jangan berdebat dengannya, taati dia, dan layani dia seumpama seorang ratu."

Mei-Lin  berasa sangat senang. Dia kembali ke rumah dan mula merancang pembunuhan ibu mertuanya.

Minggu demi minggu berlalu, bulan berganti bulan, dan setiap hari, Mei-Lin memasakkan ibu mertuanya dengan masakan yang dibuat secara khusus. Mei-Lin ingat segala pesanan Mr. Fei. Untuk mengelakkan sebarang kecurigaan, Mei-Lin berhati-hati mengawal emosinya, mentaati ibu mertuanya, melayan ibu mertuanya seperti ibunya sendiri dan bersahabat.

Setelah enam bulan berlalu, suasana rumah berubah menjadi ceria. Mei-Lin  telah belajar mengawal emosinya dengan baik sehingga hampir tidak pernah meledak dalam amarah atau kekecewaan. Dia tidak bertengkar sekalipun dengan ibu mertuanya, yang sekarang kelihatan jauh lebih baik dan mudah bersahabat.

Sikap ibu mertua terhadap Mei-Lin juga berubah. Dia mula menyayangi Mei-Lin seperti anaknya sendiri. Dia semakin senang memberitahu teman-teman dan kenalannya bahawa Mei-Lin adalah menantu terbaik yang pernah ditemuinya. Mei-Lin  dan ibu mertuanya sekarang sangat rapat di antara satu sama lain.

Suami Mei-Lin turut gembira melihat perubahan yang berlaku. Suatu hari, Mei-Lin datang menemui Mr. Fei dan minta pertolongan lagi. Dia berkata, "Mr. Fei, tolonglah saya untuk mencegah racun itu membunuh ibu mertua saya. Dia telah berubah menjadi seorang wanita yang sangat baik dan saya mengasihinya seperti ibu saya sendiri. Saya tidak ingin dia mati kerana racun yang saya berikan."

Mr. Fei tersenyum dan mengangkat kepalanya. "Mei-Lin , tidak usah bimbang. Saya tidak pernah memberimu racun. Herba yang saya berikan dulu adalah vitamin untuk meningkatkan kesihatannya. Satu-satunya racun yang pernah ada ialah di dalam fikiran dan sikapmu terhadapnya, tapi semuanya sudah lenyap dibersihkan oleh kasih sayang dan perhatian yang kamu berikan padanya."

Moral:

Pernahkah anda menyedari bahawa sebagaimana perlakuanmu terhadap orang lain akan sama dengan apa yang akan mereka lakukan terhadap kita?

"Pepatah China berkata: Orang yang mengasihi orang lain akan dikasihi"

Jumaat, 29 Mei 2020

MENANGKAP PENCURI SOLAT

Abdullah bin Kathir menceritakan kisah Hajjaj bin Yusuf ketika masa remajanya, sebelum beliau terkenal dan memegang apa-apa jawatan. Hajjaj pernah solat di samping Said bin Al-Musayyib di Madinah. Hajjaj selalu tergopoh gapah dalam solatnya, sehingga dia bangun dari ruku' sebelum imam bersujud dan bangun ketika imam masih sujud. Sebaik saja solat selesai, Hajjaj telah bergerak untuk bangun, tapi Said bin Al-Musayyib segera menjerat lehernya dengan kain redaknya. Hajjaj meronta untuk beredar, tapi Said terus menahannya sambil berzikir. Jadilah Hajjaj seperti kambing yang sedang ditambat, tidak dapat lari.


Setelah selesai wirid, Said memandang muka Hajjaj sambil berkata: "Wahai pencuri (dalam solat), wahai pengkhianat! Engkau mengerjakan solat semberono seperti itu? Aku tampar muka engkau dengan terompah ini, baru tahu!"

Hajjaj tidak menjawab, dia beredar dari masjid dan terus pergi ke Makkah untuk mengerjakan ibadah haji. Beberapa tahun kemudian, Hajjaj dapat memegang jawatan tinggi dan terkenal sebagai penguasa tegas dan keras. Hajjaj berulang alik ke Madiah setelah mengalahkan dan membunuh Abdullah bin Zubair dalam suatu peperangan di sekitar Masjidil Haram, Makkah. Suatu hari, dia melihat Said Al-Musayyib sedang mengajar di majlisnya, lalu meluru ke dalam dan duduk di samping ulama Tabiin itu. Pada mulanya orang-orang yang hadir di majlis itu merasa khuatir pahlawan kejam itu akan mengganggu al-Musayyib.

"Engkau yang mengajar di sini? tanya Hajjaj.

"Ya, saya," jawab Al-Musayyib sambil menepuk dadanya.

"Saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih atas teguranmu dahulu itu. Selepas itu, setiap saya mengerjakan solat, selalu teringat kepadamu." kata Hajjaj kemudian beredar.




Khamis, 6 Februari 2020

Hari Raya para Malaikat

Gambar sekadar hiasan

Diriwayatkan dari Abi Umamah Al-Bahili dia berkata bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: Apabila datang bulan Syaaban, maka bersihkanlah dirimu dan perbaikilah niatmu didalamnya.

Hadith dari Usamah ra: Aku berkata; Ya Rasulullah SAW aku tidak pernah melihatmu berpuasa satu bulan dari bulan bulan ini seperti puasa dalam bulan Syaaban. Sabda Rasulullah SAW: Wahai Usamah, itu adalah satu bulan yang kebiasaannya manusia lengah darinya antara Rejab dan Ramadan. Syaaban adalah satu bulan yang di dalamnya diangkat amal-amal ini kepada Tuhan seru sekalian alam, maka sebab itu aku suka kalau amalku diangkat sedang aku dalam keadaan puasa.

Dikatakan bahawa sesungguhnya malaikat-malaikat di langit memiliki dua malam hari raya, sebagaimana orang-orang Islam di bumi memiliki dua hari raya. Hari raya bagi para malaikat ialah pada malam Baraah iaitu malam nisfu Syaaban dan malam lailatul Qadar, dan raya bagi orang-orang Islam di bumi ialah pada han raya Aidil Fitri dan Aidil Adha.

As-Subki dalam tafsirnya menyatakan: Sesungguhnya malam Nisfu Syaaban itu menutup dosa-dosa setahun, malam jumaat menutup dosa seminggu dan malam Lailatul Qadar menutupkan dosa seumur hidup.

Sabtu, 1 Februari 2020

TANDA-TANDA KIAMAT

Gambar sekadar hiasan

Hudzaifah bin As-yad al-Ghifary berkata, sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi Muhammad S.A.W kepada kami lalu bertanya, "Apakah yang kamu semua sedang bincangkan.?"
Lalu kami menjawab, "Kami sedang membincangkan tentang hari Kiamat."
Sabda Rasulullah S.A.W. "Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :-

· Asap  · Dajjal 
· Binatang melata di bumi 
· Terbitnya matahari sebelah barat 
· Turunnya Nabi Isa A.S 
· Keluarnya Yakjuj dan Makjuj 
· Gerhana di timur 
· Gerhana di barat 
· Gerhana di jazirah Arab 
· Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.


Dajjal maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai hari kiamat. Dajjal boleh membuat apa sahaja perkara-perkara yang luar biasa. Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan 'Ini adalah orang kafir'.
Asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafir pula keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka.

Binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, ia akan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akan membawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi Sulaiman A.S.
Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu 'Ini adalah orang yang beriman'. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah 'Ini adalah orang kafir'.

Turunnya Nabi Isa. A.S di negeri Syam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa A.S akan menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W.
Yakjuj dan Makjuj pula akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satu lagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain. Apabila keluarnya mereka ini, bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga kalau air laut Thahatiah diminum nescaya tidak akan tinggal walau pun setitik.

Rasulullah S.A.W telah bersabda, " Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit sahaja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq"
Berkata Ali bin Abi Talib, Akan datag di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya sahaja, agama hanya bentuk sahaja, Al-Qur'an hanya dijadikan bacaan sahaja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut Asma Allah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga. Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat."

Sabda Rasulullah S.A.W, "Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman, belajar lain daripada agama, orang lelaki taat kepada isterinya, menderhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, oarng dimuliakan kerana ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan kerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda kiamat."